PERISTIWA-PERISTIWA SEKITAR
PROKLAMASI DAN
TERBENTUKNYA NKRI
Dosen Pembimbing :
Andri Eko Prabowo, S.Pd
Disusun Oleh :
Nama : Fermi Oktavyana
Lokal : 2 (d)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
Sekolah :
SMPNegeri 3 Singingi Hilir
Kelas : VIII (delapan)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Semester : 2 (dua)
Standar
Kompetensi: 5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama
Sekolah : SMP Negeri 3 Singingi
Hilir
Mata
Pelajaran : Ilmu Pengetahuan
Sosial
Kelas
/ Semester : VIII / 2
Standar
Kompetensi : 5. Memahami usaha persiapan kemerdekaan
Kompetensi
Dasar : 5.2 Mendeskripsikan
peristiwa-peristiwa sekitar
proklamasi dan proses terbentuknya Negara
Kesatuan
Republik Indonesia
Alokasi
Waktu : 6 X 40 menit (3 x
pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah
selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
Ü Menyusun
secara kronologis peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia
Ü Membandingkan
dan menguraikan perbedaan perspektif antar kelompok sekitar proklamasi
kemerdekaan Indonesia
Ü Mendeskripsikan
proses penyebaran berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan sikap
rakyat diberbagai daerah
Ü Menjelaskan
proses terbentuknya negara dan pemerintah RI beserta kelengkapannya
Ü Menjelaskan
pembentukan lembaga-lembaga pemerintahan di berbagai daerah
v Karakter
siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
B. Materi Ajar
Proklamasi
kemerdekaan dan proses terbentuknya negara RI
Ü Peristiwa-peristiwa
sekitar prokalamasi kemerdekaan
Ü Terbentuknya
negara dan kelengkapannya
C. Metode Pengajaran*:
a.
Ceramah bervariasi d. Tanya jawab
b.
Diskusi e. Simulasi
c.
Inquiri f. Observasi / Pengamatan
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan
1-2
Materi
: Peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan
Pendahuluan
:
Ü Memeriksa
kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas
Ü Memberikan
motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran
Ü Apersepsi
( pengetahuan prasarat ) :
Bahwa
proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya dapat dicapai dengan perjuangan
seluruh
bangsa indonesia. Dan tidak terpisahkan adanya pertolongan dari Tuhan YME.
Kegiatan Inti :
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Guru
membimbing siswa untuk mengamati gambar-gambar yang berkaitan dengan peristiwa
sekitar kemerdekaan Indonesia.
F Guru
menjelaskan tentanng berita kekalahan Jepang dalam perang Asia Pasifik
F menjelaskan
peristiwa rengasdengklok dan kronologis pelaksanaan proklamasi kemerdekaan
Indonesia
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F membiasakan
peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang
bermakna;
F memfasilitasi
peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut;
F memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
F memfasilitasi
peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
F memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan Siswa
diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat dan upaya
pemecahannya
F memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F memfasilitasi
peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
F memfasilitasi
peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
F Guru
bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Kegiatan
Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
F bersama-sama
dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
F melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
F memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
F Memberikan
tugas induvidual agar siswa dapat mengidentifikasi cara mengisi kemerdekaan
Pertemuan
3.
Materi : - Terbentuknya negara dan
kelengkapannya
Pendahuluan
-
Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas
-
Motivasi, dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan misalnya :
-
Kapan Indonesia dikatakan terlepas dari belenggu penjajahan?
-
Apersepsi ( pengetahuan prasarat ) :
-
Unsur terbentuknya suatu negara adalah adanya wilayah, adanya warga
negara/rakyat
dan pemerintahan yang berdaulat
Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Guru
memandu siswa untuk mengkaji referensi mengenai terbentuknya negara dan
kelengkapannya
F Tanyajawab
pengesahan UUD serta pengangkatan Presiden dan wakil presiden
F Menjelaskan
pembentukan kementrian dan pembagian daerah
F Menjelaskan
kronologis pembentukan komite nasional Indonesia
F Membaca
referensi yang berkaitan dengan pembentukan BKR dan badan ketentaraan
§ Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F membiasakan
peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu
yang bermakna;
F memfasilitasi
peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
F memberi
kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut;
F memfasilitasi
peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
F memfasilitasi
peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
F memfasilitasi
peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan Siswa
diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masayrakat dan upaya
pemecahannya
F memfasilitasi
peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
F memfasilitasi
peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang
dihasilkan;
F memfasilitasi
peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F memberikan
umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
F memberikan
konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
F memfasilitasi
peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan,
F memfasilitasi
peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
Ø berfungsi
sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
Ø membantu
menyelesaikan masalah;
Ø memberi
acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
Ø memberi
informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
Ø memberikan
motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan
Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
F bersama-sama
dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
F melakukan
penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram;
F memberikan
umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
F merencanakan
kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
E. Sumber Belajar
_ Buku Platinum Pembelajaran IPS
terpadu
_ Foto –foto dan gambar
_ Atlas Sejarah
_ Musium
_ Monumen
Sebelum
kita membahas Kekalahan Jepang dan Kekosongan Kekuasaan, kita uraikan terlebih
dahulu definisi dari proklamasi. Proklamasi adalah pernyataan suatu bangsa
untuk bebas dari penjajahan. Bangsa Indonesia telah melewati peristiwa itu
setelah pada tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan. Sejak saat
itu Indonesia berdaulat sebagai negara merdeka dalam bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Perang
Dunia II terjadi setalah Jepang membombardir Pearl Harbour pada 7 Desember
1941. Hancurnya Pearl Harbour, ternyata memudahkan Jepang untuk mewujudkan
citacitanya, yaitu membentuk Persekemakmuran Asia Timur Raya. Daerah-daerah di
Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia berhasil diduduki oleh Jepang.
Pembentukan Persekemakmuran Asia Timur Raya berhasil diwujudkan, meskipun hanya
untuk sementara.
Serangan
Jepang ke Indonesia (Hindia Belanda) pertama-tama terjadi 11 Januari 1942dengan
mendarat di Tarakan (Kalimantan Timur). Balikpapan yang merupakan daerah
yangkaya akan minyak bumi, jatuh ketangan Jepang 24 Januari 1942, disusul
kemudian Pontianak29 Januari 1942, Samarinda 3 Pebruari 1942, Banjarmasin 10
Pebruari 1942.
Dalam
perkembangannya, Jepang mulai mengalami kesulitan, terutama setelah Amerika
Serikat menarik sebagian pasukannya dari Eropa. Pada bulan Mei 1942, serangan
Jepang terhadap Australia dapat dihentikan karena tentara Jepang menderita
kekalahan dalam pertempuran Laut Koral (Karang). Serangan Jepang terhadap Hawai
juga dapat digagalkan oleh tentara Amerika Serikat dalam pertempuran di Midway
pada bulan Juni 1942.
Kekalahan
Jepang terhadap Sekutu, dengan ditanda tanganinya perjanjian Post Dam, maka
secara resmi Jepang menyerahkan kekuasaan pada Sekutu. Dengan demikian di
Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Kesempatan ini oleh bangsa Indonesia
dimanfaatkan untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Tidak
lama setelah serbuan bala tentara Jepang secara mendadak ke pangkalan Angkatan
Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour pada tanggal 8 Desember 1941, Amerika
Serikat seakan-akan lumpuh.Dalam kenyataannya Jepang tidak dapat melumpuhkan
Amerika Serikat, bahkan Amerika bangkit dan menjadi musuh yang paling berat bagi
Jepang.
Melihat
fenomena ini muncul pertanyaan apakah serangan Jepang terhadap Pearl Harbour
itu bukan langkah yang keliru (Lihat Onghokham, 1989: 163). Lebih-lebih setelah
lima bulan Perang Asia Timur Raya berkorbar, Amerika Serikat telah dapat
memukul balik Jepang. Dalam perang laut Karang (4 Mei 1942) dan disusul dengan
perang di Guadacanal (6 Nopember 1942), Jepang secara berturut-turut menderita
kekalahan. Kekalahan yang paling besar dialami Jepang dalam pertempuran laut di
dekat Kepulauan Bismarck (1 Maret 1943).
Untuk
mengakhiri peperangan ini, maka pada tanggal 6 Agustus 1945 Amerika Serikat
menjatuhkan bom atom yang pertama di atas kota Hirosyima. Tiga hari kemudian,
tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan lagi di atas Nagasaki. Akibatnya
bukan saja membawa kerugian material, karena hancurnya kedua kota tersebut dan
banyaknya penduduk yang menemui ajalnya. Tetapi secara politis telah
mempersulit kedudukan Kaisar Hirohito, karena harus dapat menghentikan
peperangan secepatnya guna menghindari adanya korban yang lebih banyak lagi.
Hal
ini berarti bahwa Jepang harus secepatnya menyerah kepada Sekutu atau Serikat.
Akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Menurut rencana,
dengan mengambil tempat di atas geladak kapal perang Amerika Serikat “Missouri”
yang berlabuh di teluk Tokyo ditandatangani kapitulasi penyerahan Jepang antara
Jenderal Douglas Mc Arthur dengan Hirohito pada tanggal 2 September 1945.
Sebagai
tindak lanjut dari penyerahan itu, Sekutu mulai mengadakan perlucutan senjata,
memulangkan tentara Jepang dan mengadili penjahat perang. Tugas di Indonesia
dilaksanakan oleh tentara Inggris. Mengapa tentara Inggris dan bukan tentara
Amerika Serikat? Hal ini memang dimungkinkan karena pada akhir tahun 1943
ditetapkan bahwa Pulau Sumatera masuk dalam South East Asia Command (SEAC), di
bawah Admiral Inggris, Lord Louis Mountbatten yang pada waktu itu bermarkaskan
di India. Wilayah kepulauan lain masuk dalam South West Fasific Command di
bawah pimpinan Jenderal Amerika Serikat Douglas Mc Arthur, yang berkedudukan di
Australia.
Karena
terjadi kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam beberapa pertempuran seperti
yang disebutkan diatas, maka Jepang mulai ngobral janji. Janji itu dikenal
dengan janji kemereekaan. Bila bangsa Indonesia mau membantu Jepang dalam
menghadapi Sekutu, maka kelak kemudian hari akan diberikan kemerdekaan. Untuk
mengawalinya dibentuklah Badan yang bertugas menyiapkan segala sesuatu
berkaitan dengan kemerdekaan yang dijanjikan. PemerintahJepang membentuk BPUPKI
yang dalam perkembangannya berubah menjadi PPKI.
Tanggal
15 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada Sekutu tanpa syarat (unconditional
surrender). Hal ini diumumkan oleh Tenno Heika melalui radio. Kejadian itu
jelas mengakibatkan pemerintah Jepang tidak dapat meneruskan janji atau
usahanya mengenai kemerdekaan Indonesia. Soal terus atau tidaknya usaha
mengenai kemerdekaan Indonesia tergantung sepenuhnya kepada para pemimpin
bangsa Indonesia.
Sementara
itu Sutan Sjahrir sebagai seorang yang mewakili pemuda merasa gelisah karena
telah mendengar melalui radio bahwa Jepang telah kalah dan memutuskan untuk
menyerah pada Sekutu. Sjahrir termasuk tokoh pertama yang mendesak agar
proklamasi kemerdekaan Indonesia segera dilaksanakan oleh Sukarno-Hatta tanpa
harus menunggu janji Jepang. Itulah sebabnya ketika mendengar kepulangan
Sukarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat dari Dalat (Saigon), maka ia segera
datang ke rumah Hatta dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan
Indonesia, tanpa harus menunggu dari pemerintahan Jepang. Hatta tidak dapat
memenuhi permintaan Sjahrir maka diajaknya ke rumah Sukarno. Namun Sukarno
belum dapat menerima maksud Sjahrir dengan alasan bahwa Sukarno hanya bersedia melaksanakan
proklamasi, jika telah diadakan pertemuan dengan anggota-anggota PPKI lain.
Dengan demikian tidak menyimpang dari rencana sebelumnya yang telah disetujui
oleh pemerintah Jepang. Selain itu Sukarno akan mencoba dulu untuk mengecek
kebenaran berita kekalahan Jepang tersebut.
Sikap
Sukarno dan Hatta tersebut memang cukup beralasan karena jika proklamasi
dilaksanakan di luar PPKI, maka Negara Indonesia Merdeka ini harus
dipertahankan pada Sekutu yang akan mendarat di Indonesia dan sekaligus tentara
Jepang yang ingin menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu.
Sjahrir
kemudian pergi ke Menteng Raya (markas para pemuda) bertemu dengan para pemuda
seperti: Sukarni, BM Diah, Sayuti Melik dan lain-lain. Kemudian dilaporkan apa
yang baru terjadi di kediaman Bung Hatta dan Bung Karno. Mendengar berita itu
kelompok muda menghendaki agar Sukarno-Hatta (golongan tua) segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Menurut golongan muda, tidak seharusnya
para pejuang kemerdekaan Indonesia menunggu-nunggu berita resmi dari Pemerintah
Pendudukan Jepang. Bangsa Indonesia harus segera mengambil inisiatifnya sendiri
untuk menentukan strategi mencapai kemerdekaan.
Golongan
muda kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di
Pegangsaan Timur, Jakarta pada tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.30. Hadir
antara lain Chaerul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono,
Wikana, dan Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chaerul Saleh dengan menghasilkan
keputusan tuntutan-tuntutan golongan pemuda yang menegaskan bahwa kemerdekaan
Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri. Segala ikatan, hubungan
dan janji kemerdekaan harus diputus dan sebaliknya perlu mengadakan rundingan
dengan Sukarno dan Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan
proklamasi.
Setelah
rapat dan mengadakan musyawarah, maka diambil keputusan untuk mendesak Sukarno
agar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya sehingga
lepas dari Jepang.Yang mendapat kepercayaan dari teman-temanya untuk menemui
Sukarno adalah Wikana dan Darwis.
Oleh
Wikana dan Darwis, hasil keputusan itu disampaikan kepada Sukarno jam 22.30 di
kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta. Namun sampai saat itu Sukarno
belumbersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Di sini
terjadi perdebatan sengit antara Sukarno dengan Wikana dan Darwis.
Dalam perdebatan itu Wikana menuntut agar
proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno pada keesokan harinya.
Peristiwa
ini menunjukkan adanya ketegangan antara kelompok tua dengan kelompokmuda yang
memiliki sifat, karakter, cara bergerak, dan dunianya sendiri-sendiri.
Perbedaanpendapat itu tidak hanya berhenti pada aduargumentasi, tetapi sudah
mengarah padatindakan pemaksaan dari golongan muda. Tentu saja semua itu demi
kemerdekaanIndonesia.
Para
pemuda itu kembali mengadakan pertemuan dan membahas tindakan-tindakan yang
akan dibuat sehubungan dengan penolakan Soekarno-Hatta. Pertemuan ini masih
dipimpin oleh Chaerul Saleh yang tetap pada pendiriannya bahwa kemerdekaan
harus tetap diumumkan dan itu harus dilaksankaan oleh bangsa Indonesia sendiri,
tidak seperti yang direncanakan oleh Jepang. Orang yang dianggap paling tepat
untuk melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta. Karena mereka menolak usul pemuda
itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke luar kota yaitu Rengasdengklok,
letaknya yang terpencil yakni 15 km ke arah jalan raya Jakarta-Cirebon. Menurut
jalan pemikiran pemuda jika Soekarno-Hatta masih berada di Jakarta maka kedua
tokoh ini akan dipengaruhi dan ditekan oleh Jepang serta menghalanginya untuk
memproklamirkan kemerdekaan ini dilakukan.
Pemilihan
Rengasdengkolk sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta, didasarkan pada
perhitungan militer. Antara anggota Peta Daidan Purwakarta dan Daidan Jakarta
terdapat hubungan erat sejak mereka mengadakan latihan bersama. Secara
geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil. Dengan demikian akan dapat
dilakukan deteksi dengan mudah terhadap setiap gerakan tentara Jepang yang
hendak datang ke Rengasdengklok, baik yang datang dari arah Jakarta, maupun
dari arah Bandung atau Jawa Tengah.
Tujuan
penculikan kedua tokoh ini selain untuk mengamankan mereka dari pengaruh
Jepang, juga agar keduanya mau segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
terlepas dari segala ikatan dengan Jepang. Pada dasarnya Soekarno dan Hatta
tidak mau ditekan oleh anak-anak muda itu, sehingga mereka tidak mau
memproklamirkan kemerdekaan. Dalam suatu pembicaraan dengan Shodanco Singgih, Soekarno
memang menyatakan kesediannya untuk mengadakan proklamasi segera setelah
kembali ke Jakarta.
Melihat
sikap Soekarno ini, maka para pemuda berdasarkan rapatnya yang terakhir pada
pukul 00.30 waktu Jawa jaman Jepang (24.00 WIB) tanggal 16 Agustus 1945
terdapat keputusan akanmengadakan penculikan terhadap Soekarno dan Hatta dalam
rangka upaya pengamanan supaya tidak terpengaruh dari segala siasat Jepang.
Pada
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu Jepang) atau pukul 04.00 WIB
penculikan (menurut golongan tua) dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas
siapakah yang memulai peristiwa ini. Ada yang mengatakan Sukarni-lah yang
membawa Soekarno-Hatta dini hari ke Rengasdengklok. Menurut Soekarno
Sjahrir-lah yang menjadi pemimpin penculikan dirinya dengan Hoh. Hatta.
Di
Rengasdengklok inilah Bung Karno didesak untuk memproklamirkan kemerdekaan.
Menurut Diah gagasan ini semacam ilham. Di kota ini diharapkan dapat
dipergunakan sebagai tempat pemusatan kekuasaan bersenjata yang akan merebut
Jakarta setelah proklamasi.
Walaupun
sudah diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap dengan
pendiriannya. Sikap teguh Soekarno-Hatta itu antara lain karena mereka belum
percaya akan berita yang diberikan oleh pemuda serta berita resmi dari Jepang
sendiri belum diperoleh. Seorang utusan pemuda yang bernama Yusuf Kunto dikirim
ke Jakarta untuk melaporkan sikap Soekarno-Hatta dan sekaligus untuk mengetahui
persiapan perebutan kekuasaan yang dipersiapkan pemuda di Jakarta.
Achmad
Subardjo sibuk mencari informasi kebenaran tentang penyerahan Jepang kepada
Sekutu yang tiba-tiba dikagetkan dengan hilangnya Soekarno-Hatta. Keberadaan
Soekano-Hatta akhirnya diketahui dari Wikana, saat itu juga Achmad Subardjo
datang ke Rengasdengklok dan berhasil menyakinkan para pemuda bahwa proklamasi
pasti akan diucapkan keesokan harinya pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehingga
pada tangal 16 Agustus 1945 malam hari Soekarno-Hatta dibawa kembali ke
Jakarta.
Sementara itu di Jakarta
telah terjadi kesepakatan antara golongan tua, yakni Achmad Soebardjo dengan
Wikana dari golongan muda untuk mengadakan proklamasi di Jakarta. Laksamana
Muda Maeda bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di
rumahnya. Berdasarkan kesepakatan itu Jusuf Kunto dari pihak pemuda dan Soebardjo
yang diikuti oleh sekretaris pribadinya mbah Diro (Sudiro) menuju
Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno. Semua ini dilakukan tidak lepas dari
rasa prihatin sebagai orang Indonesia, sehingga terpanggil untuk menghusahakan
agar proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan secepat mungkin. Namun
sebelumnya perlu mempertemukan perbedaan pendapat antara golongan tua dan muda.
Untuk itu maka Soekarno dan Hoh. Hatta harus terlebih dahulu kembali dari
Rengasdengklok ke Jakarta.
Rombongan
yang terdiri dari Achmad Soebardjo, Sudiro dan Yusuf Kunto segera berangkat
menuju Rengasdengklok, tempat dimana Soekarno dan Moh.Hatta diamankan oleh
pemuda. Rombongan tiba di Rengasdengklok pada jam 19.30 (waktu Tokyo) atau
18.00 (waktu Jawa Jepang) atau pukul 17.30 WIB dan bermaksud untuk menjemput
dan segera membawa Seoekarno-Hatta pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga,
disamping Soekarno dan Hatta ikut serta pula Fatmawati dan Guntur Soekarno
Putra.
Peranan
Achmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa ini, karena mampu mempercayakan
para pemuda, bahwa proklamasi akan dilaksanakan keesokan harinya paling lambat
pukul 12.00 WIB. Ini dapat dikabulkan dengan jaminan nyawanya sebagai
taruhannya. Akhirnya Subeno komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan
Soekarno-Hatta ke Jakarta.
Achmad Subardjo adalah seorang yang dekat
dengan golongan tua maupun muda, bahkan dia juga sebagai penghubung dengan
pemuka angkatan laut Jepang Laksamana Madya Maeda. Dan melalui dia, Maeda
menawarkan rumahnya sebagai tempat yang aman dan terlindung untuk menyusun
naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik yang sudah lama ditunggu-tunggu.
Bertitik
tolak dari keadaan yang demikian, kedudukan Maeda baik secara resmi maupun
pribadi menjadi sangat penting. Dan justru dalam saat-saat yang genting itu,
Maeda telah menunjukkan kebesaran moralnya. Berdasarkan keyakinan bahwa
kemerdekaan merupakan aspirasi alamiah dan yang tidak terhindarkan dukungannya kepada
tujuan kebebasan Indonesia.
Di tempat kediaman Maeda Jalan
Imam Bonjol No.1 Jakarta teks prokamasi ditulis. Kalimat yang pertama yang
berbunyi “Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan kami”
kemudian berubah menjadi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia” berasal dari Achmad Subardjo. Kalimat kedua oleh
Soekarno yang berbunyi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan
lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya”. Kedua kalimat ini kemudian digabung dan
disempurnakan oleh Moh. Hatta sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang
kita miliki sekarang.
Sekarang
timbulah masalah siapakah yang akan menandatangani naskah proklamasi. Soekarno menyarankan
agar semua yang hadir menandatangai naskah proklamasi itu selaku “Wakil-wakil
Bangsa Indonesia”. Saran itu mendapat tantangan daripara pemuda. Kemudian
Sukarni selaku salah seorang pimpinan pemuda mengusulkan, agar Soekarno-Hatta
menandatangani atas nama bangsa Indonesia. Usul ini diterima dengan suara
bulat. Selanjutnya Soekarno minta kepada Sayuti Melik untuk mengetik naskah
tulisan tangan tersebut.
Sebelum
teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan, terlebih dahulu Soekarno
menyampaikan pidatonya, lengkapnya sebagai berikut:
Saudara-saudara sekalian !
Saja sudah minta saudara-saudara hadlir
disini untuk menjaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia
telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus
tahun ! Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai
kemerdekaan kita itu ada naik dan ada
turunnya, tetapi djiwa kita tetap menudju kearah tjita-tjita.
Djuga di dalam djaman Djepang, usaha kita
untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak henti-henti. Didalam djaman Djepang
ini, tampaknja sadja kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada
hakekatnya, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada
kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar
mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanja
bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri
dengan kuatnja.
Maka kami, tadi malam telah mengadakan
musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh Indonesia.
Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja
untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara ! Dengan ini kami njatakan
kebulatan tekad itu. Dengarlah proklamasi kami:
Adapun
isi dari teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah :
Ada tiga perubahan yang terdapat
pada naskah yaitu kata tempoh diganti menjadi tempo, sedangkan wakil-wakil
bangsa Indonesia diganti dengan Atas nama Bangsa Indonesia dan Djakarta 17-8-05
menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05. Teks Proklamasi ini akhirnya
diproklamirkan pada hari Jumat Legi pada pukul 10.00 WIB di Jalan pegangsaan
Timur No.56 Jakarta.
Dalam peristiwa proklamasi itu,
disusunlah acara sebagai berikut:
1. Pembacaan
Proklamasi. Disampaikan oleh Soekarno, kemudian dilanjutkan dengan pidato
singkat berbunyi:
Demikianlah, saudara-saudara !
Kita
sekarang telah merdeka!
Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat
tanah-air kita bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun Negara kita!
Negara Merdeka, Negara Republik
Indonesia,
medeka kekal dan abadi.
Insya
allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!
2. Pengibaran
bendera Merah Putih.
Pengibaran dilaksanakan oleh
Suhud dan Latief Hendradiningrat. Namun secara spontan peserta menyanyikan lagu
Indonesia Raya, sehingga sampai sekarang pengibaran bendera Merah Putih dalam
setiap upacara bendera selalu diiringi dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
3. Sambutan Wali
Kota Suwirjo dan dr. Muwardi.
Peristiwa besar tersebut hanya
berlangsung lebih kurang satu jam lamanya. Namun demikian pengaruhnya besar
sekali, sebab perstiwa tersebut telah membawa perubahan yang luar biasa dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu bukan hanya
sebagai tanda bahwa sejak itu bangsa Indonesia telah merdeka, tetapi di sisi
lain juga merupan detik penjebolan tertib hukum kolonial dan sekaligus detik
pembangunan bagi tertib hukum nasional, suatu tertib hukum Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan itu
merupakan salah satu sarana untuk merealisasikan masyarakat Indonesia yang
merdeka, berdaulat, adil dan makmur, serta untuk ikut membentuk “dunia baru”
yang damai dan abadi, bebas dari segala penghisapan manusia oleh manusia dan
bangsa oleh bangsa lain.
Menurut kalimat-kalimat yang
terdapat di dalam teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 berisi suatu
pernyataan kemerdekaan yang memberi tahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan
kepada dunia luar, bahwa saat itu bangsa Indonesia telah merdeka, lepas dari
penjajahan. Bangsa Indonesia benar-benar telah siap untuk mempertahankan
kemerdekaan yang telah diproklamasikannya itu, demikian juga siap untuk
mempertahankan negara yang baru didirikan tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh
kalimat pertama pada naskah proklamasi yang berbunyi: “Kami banga Indonesia,
dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”. Apabila ditelaah, maka proklamasi
kemerdekaan itu mengandung beberapa aspek:
1.
Dari sudut Ilmu Hukum, maka proklamasi atau
pernyataan yang berisikan keputusan
bangsa Indonesia telah menghapuskan tata hukum kolonial untuk pada saat itu
juga digantikan dengan tata hukum nasional (Indonesia).
2.
Dari sudut politik-ideologis, maka proklamasi
atau pernyataan yang berisikan keputusan bangsa Indonesia telah berhasil
melepaskan diri dari segala belenggu penjajahan dan sekaligus membangun
perumahan baru, yaitu perumahan Negara Proklamasi Republik Indonesia yang
bebas, merdeka dan berdaulat penuh.
3.
Proklamasi Kemerdekaan ialah suatu alat hukum
internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa
Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh
hak kemerdekaan yang meliputi bangsa, tanah air, pemerintahan dan kebahagiaan
rakyat.
4.
Proklamasi sebagai dasar untuk meruntuhkan
segala hal yang mendukung kolonialisme, imperialisme dan selain itu proklamasi
adalah dasar untuk membangun segala hal yang berhubungan langsung dengan
kemerdekaan nasional.
5.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 juga
dapat dipandang sebagai puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya. Perjuangan rakyat tersebut telah mengorbankan harta benda,
darah dan jiwa yang berlangsung sudah sejak berabad-abad lamanya untuk
membangun persatuan dan kesatuan serta merebut kemerdekaan bangsa dari tangan
penjajah.
6.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bertujuan
untuk kebahagiaan seluruh rakyat Indonesia. Agar kita bahagia, antara lain
harus ada kesamaan diantara kita semua meliputi berbagai bidang misalnya bidang
ideologi, bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum, bidang sastra
kebudayaan, pendidikan dan lain-lain.
Dengan berhasil
diproklamirkannya kemerdekaan, maka bangsa dan negara Indonesia telah lahir
sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de fakto maupun secara de yure.
Proklamasi Kemerdekaan telah
dibentuk negara Republik Indonesia. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh
PPKI dalam rangka untuk menyempurnakan Indonesia sebagai negara dengan
pemerintahan yang sah yaitu:
Pertama, pada tanggal 18 Agustus 1945
1)
Mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang dasar
Republik Indonesia yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
2)
Memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs.
Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden.
3)
Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat
sebagai lembaga legislatifnya.
Kedua, tanggal 19 Agustus 1945
1)
Pembagian wilayah Indonesia menjadi, terdiri
atas 8 propinsi yaitu; Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Borneo (Kalimantan),
Sulawesi, Maluku, Sunda Kecil, dan Sumatra.
2)
Pembentukan Komite Nasional Indonesia di daerah.
3)
Membentuk 13 kementrian yaitu; Departemen Dalam
Negeri, Departemen Luar Negeri, Departemen Kehakiman, Departemen Keuangan,
Departemen Kemakmuran, Departemen Kesehatan, Departemen Pengajaran,Pendidikan
dan Kebudayaan, Departemen Sosial, Departemen Pertahanan, Departemen
Perhubungan, dan Departemen Pekerjaan Umum.
Ketiga, tanggal 22 Agustus 1945
1)
Pembentukan Komite Nasional.
2)
Pembentukan Partai nasional Indonesia,dan
3)
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat.
Kemerdekaan yang diproklamirkan
tersebut ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari daerah-daerah. Respon
penting yang perlu mendapat perhatian adalah dari Yogyakarta. Pada tanggal 5
September 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan Negeri Ngayogyokarto
Hadidingrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negera
Republik Indonesia.
Penyambutan kemerdekaan terus
terjadi, pada tanggal 19 September 1945 terjadi dua peristiwa penting di tanah
air secara bersamaan. Di Surabaya terjadi peristiwa yang dikenal dengan nama
Insiden Bendera di Hotel Oranye yaitu perobekan bendera tiga warna (merah,
putih, dan biru) milik Belanda menjadi dua warna (merah putih). Di Jakarta
terjadi rapat raksasa di Lapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta) untuk
menyambut Proklamasi Kemerdekaan . Untuk menghindari terjadinya pertumpahan
darah, maka Presiden Soekarno berkata;
”Percayalah rakyat kepada pemerintah
Republik Indonesia. Kalau memang saudara-saudara percaya kepada pemerintah
Republik yang akan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan itu, walaupun dada
kami akan dirobek-robek, kami tetap akan mempertahankan. Maka berilah
kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan
tunduk kepada disiplin”.
Di Yogyakarta, perebutan
kekuasaan secara serentak dimulai tanggal 26 September 1945. Sejak pagi semua
pegawai instansi pemerintahan dan perusahaan-perusahaan yang dikuasai oleh
Jepang mengadakan aksi pemogokan. Mereka memaksa orang-orang Jepang agar menyerahkan
kantormereka kepada orang Indonesia.
1.
Adanya serangan Sekutu atau serikat ke Jepang,mengakibatkan
Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat pada tanggal ….
a. 14
Agustus 1942
b. 15
Agustus 1945
c. Agustus
1945
d. 17
Agustus 1954
2. Pada
tanggal 15 Agustus 1945, Para Golongan muda yang dihadiri oleh Chaerul Saleh,
Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, dan Alamsyah
mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi pukul 20.30 yang
berada di daerah …..
a. Pegangsaan
Timur, Jakarta
b. Rengas
Dengklok
c. Surabaya
d. Jakarta
3. Menghadapi
situasi kritis di tahun 1945 karena gempuran sekutu, maka pemerintah Jepang di
Indonesia mengambil langkah simpatik terhadap bangsa Indonesia dengan
mendirikan ….
a. Dokuritsu
Zunbi Inkai
b. Dokuritsu
Zunbi Cosakai
c. Jawa
Hokokai
d. Dokuritsu
Fujinkai
4. Pada
tanggal 16 Agustus Sukarno dan Muh. Hatta dijemput tokoh pemuda untuk
dikembalikan ke Jakarta. Tokoh tersebut adalah…
a. Achmad
Subardjo
b. Wikana
c. Darwis
d. Adam
Malik
5. Penyusunan
teks proklamasi dilakukan di rumah Maeda berasal dari beberapa tokoh. Kalimat
yang berbunyi ...... Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain,
akan diselenggarakan dengan yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya. Penggalan kalimat itu berasal dari ...
a. Supomo
b. Soekarno
c. Moh.
Hatta
d. Achmad
Subardjo
1.
B
2.
A
3.
B
4.
A
5.
B
Sudarmi, Sri dan
Waluyo. 2008. Galeri Pengetahuan Terpadu.
Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional